Senin, 27 Mei 2013

My Baby blues Syndrom



"aku memandangi wajah bayi kecil mungil didepanku, dengan kepalanya yg botak.mulutnya terbuka membentuk huruf setengah lingkaran,nafasnya naik turun teratur,dan kedua tangan mungil menangkup ke dadanya.Wajah  tanpa cela,halus dan tanpa dosa.Aku menghela nafas panjang manakala satu gerakanku saja sudah serta merta membangunkan dia dari tidurnya yg pulas.Kedua mata bundarnya terbuka lebar,sambil mengeluarkan lenguhan2 kecil khas bayi,tangan dan kakinya bergerak gerak.Dalam tekanan gelisah,lidahnya mulai menjulur keluar pertanda dia menginginkan sesuatu yaitu nenen.Aku menghela nafas panjang,merasakan sesak pd dadaku,kebosanan kembali menyergapku,aku ingin berteriak,ingin terbebas dari segala ikatan dan tanggungjawab ini.Tanpa sadar aku terus  membiarkan bayi tsb bergerak makin diliputi resah gelisah sampai akhirnya ia menangis kencang.Sejurus kemudian aku mulai melakukan rutinitas terbaru ku menyusui."


Itulah sekilas gambaran tentang rutinitasku sebulan terakhir ini.Sejak aku melahirkan seorang bayi cantik yg kuberi nama Mikhayla aimeera Darajat yg berarti bunga cantik-putri dari bapak Darajat-pd 30 april 2013 lalu.Dari sejak kehamilan dan menjelang proses persalinanku,aku begitu antusias menantikan datangnya si kecil dalam kehidupan rumah tangga kami.Pada minggu terakhir HPL yg ditetapkan dokter obgyn ku,akhirnya sehari sebelumnya,aku mulai merasakan tanda2 persalinan,mulai dari keluar lendir2 hingga sebercak darah merah muda.Kemudian kontraksi pun sudah kurasakan teratur yg akhirnya meningkat tiap 4menit sekali,dengan rasa sakit yg terus menguat.Hari kedua,rasa sakit tsb makin hebat menderaku sementara pembukaan masih saja di bukaan satu.Aku mulai putus asa,seharian tdk bs tertidur,tdk bisa makan dan hanya rasa sakit yg terus datang.Aku menjerit kesakitan manakala rasa sakit tsb makin turun kebawah perut,pinggul..aku kehabisan tenaga,sementara air ketuban sudah mulai merembas keluar.Dorongan mengejan pun seolah tak tertahankan lagi.Di batas ambang kesabaranku,akhirnya aku meminta suamiku utk mengajukan permohonan operasi Caesar.Satu hal yg sama sekali tidak pernah masuk dalam perhitunganku.Aku yg selalu memantapkan diri untuk menjalani persalinan scr normal,akhirnya menyerah di ruang operasi.Aku menangis menyesali lemahnya diriku.Tapi apa daya,2hari bertarung melawan sakit,aku sdh megap2 kehabisan tenaga.

aku sama sekali ga menyangka bakal mengalami baby blues secepat ini.Berada pada satu titik balik dari perbedaan rutinitas hidupku 180 derajat.aku kaget.Apalagi aku dan suami sama sama baru menjadi orang tua,tanpa ada bantuan dari Asisten Rumah Tangga pula.Tingkat stres kami sama2 meningkat level.Kami berdua benar2 capek psikis,batin dan pikiran.Aku kehilangan banyak privacy dan kebebasanku.padahal tadinya aku adalah orang paling bebas dan tak terikat,orang dominan yg bisa semau gue menentukan arah hidupku,tapi sejak kehadiran mikhayla,semua terenggut begitu saja atas nama tanggung jawab orang tua.Yah,sudah tercetak embel2 IBU padaku sekarang.Kalo yg tadinya jadwalku senantiasa menjalani meeting maraton,exhibition,dealing user,closing penjualan,sekarang berubah menjadi seorang IBU yg diwajibkan menjadi pabrik ASI,makan,minum,dan menyusui sepanjang hari.Tak perduli kondisi ku spt apa,ada seorang bayi yg senantiasa membutuhkanku,untuk menyusuinya selama ia mau.Aku bahkan tak punya kuasa untuk menghentikan keinginan nya menyusu padaku,bahkan manakala kedua payudara ku lecet2 berdarah,memborok,terluka,aku diharuskan tetap menyodorkan payudaraku demi kebutuhan ASI bayiku.Aku menangis malam2,antara sakit,putus asa dan harus merasakan sakit pula pada bekas jahitan operasi caesarku.Hidupku benar benar berbeda.

Baby blues pertama ku saat aku tak berdaya pasca operasi Caesar.bergerak saja susah.Mau berbaring ke kiri ke kanan harus ekstra pelan,apalagi duduk dan berjalan.Rasanya masih sama dengan saat aku hamil tua dahulu.Kalo tidur harus menjaga posisi perut dulu.Begitu mikha dibawa ke ruanganku,aku sama sekali tidak bisa memeluknya atau menggendongnya karena kondisi luka jahitanku.Rasanya wkt itu aku jadi orang sama sekali ga berguna.Ngeliat anakku digendong banyak orang,sementara aku ibunya hrs memulihkan diri dulu,dan ngga bisa bebas menggendong anakku sendiri.itu terjadi hampir seminggu lamanya, aku cm bs terbaring diatas ranjang.semua tergantung pada orang lain.mau bangkit dari tempat tidur pun aku harus meminta pertolongan suamiku.

Baby Blues keduaku terjadi waktu sudah balik ke rumah.Awalnya terjadi waktu luka pada payudara ku akibat gigitan gusi mikha.Dan akhirnya aku cuma bisa memberikan ASI pada bagian kanan saja.Namun tetap aku harus mengeluarkan asi pada bagian kiri payudara ku,dan itu rasanya menyiksa banget.Saking setresnya aku sampai jatuh sakit,dan itu tidak menyurutkan orang2 disekitarku untuk terus mengingatkanku kebutuhan ASI bagi si kecil.sehingga aku merasa diabaikan,merasa dijadikan obyek,merasa seperti sapi perah yg dirawat-dijaga makan minum nya-yg diperlakukan spt pabrik perahan sewaktu waktu bayi menginginkan ASI ku,aku hrs menyediakan tak perduli kondisi ku tengah seperti apa.Pikiranku wkt itu mereka tak perduli sama sekali pada keadaanku.kalau aku jatuh sakit bukan perhatian yg kudapat tapi malah tekanan agar aku tidak sakit dan wajib menjadi sehat dan kuat demi si bayi.Saat2 spt itulah,ketika si bayi disodorkan padaku untuk waktunya menyusui,seringkali aku merasa trauma dan enggan yg luar biasa.Aku cenderung ga happy dan mengulur ulur waktu.aku trauma begitu mulut kecilnya menangkap putingku dan mulai mengenyot dgn keras.aku menahan kesakitan,dan lama lama aku menjadi orang yang bahkan tak sempat utk merawat diriku sendiri.Aku cenderung malas mandi,sebab kl kena air putingku pasti terasa perih,blm kl terkena gesekan handuk.Aku lmenyembunyikan diriku dibalik baju daster berkancing depan-praktis,kl mikha mau menyusui tinggal buka,aku bahkan ga pernah menggunakan krim2 perawatan wajahku.lupa kapan terakhir kali aku keramas,lupa tanggal,hari,bahkan aku malas menerima kedatangan tamu yg ingin melihat bayiku.aku lebih mirip pembantu rumah tangga daripada ibu pekerja-wanita karier-beranak satu.Pernah,ponakanku memfoto ku waktu aku tengah menyusui mikha..dan gambarannya adalah seorang wanita dgn rambut ala kadarnya-mata sembab,muka lusuh,dgn tatapan mata hampa menerawang.sungguh menyedihkan!

Untungnya sekarang,aku sudah menemukan ART yg membantu mengurus mikha.Aku jg rajin cerita dan berkonsultasi atau sharing dgn teman2ku kiat2nya menghandle bayi dan mengendalikan rasa stres ini.Aku optimis bisa kembali seperti dulu,bisa meninggalkan perempuan dibalik daster berkancing depan:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar