"aku memandangi wajah bayi kecil mungil didepanku, dengan kepalanya yg botak.mulutnya terbuka membentuk huruf setengah lingkaran,nafasnya naik turun teratur,dan kedua tangan mungil menangkup ke dadanya.Wajah tanpa cela,halus dan tanpa dosa.Aku menghela nafas panjang manakala satu gerakanku saja sudah serta merta membangunkan dia dari tidurnya yg pulas.Kedua mata bundarnya terbuka lebar,sambil mengeluarkan lenguhan2 kecil khas bayi,tangan dan kakinya bergerak gerak.Dalam tekanan gelisah,lidahnya mulai menjulur keluar pertanda dia menginginkan sesuatu yaitu nenen.Aku menghela nafas panjang,merasakan sesak pd dadaku,kebosanan kembali menyergapku,aku ingin berteriak,ingin terbebas dari segala ikatan dan tanggungjawab ini.Tanpa sadar aku terus membiarkan bayi tsb bergerak makin diliputi resah gelisah sampai akhirnya ia menangis kencang.Sejurus kemudian aku mulai melakukan rutinitas terbaru ku menyusui."
Itulah
sekilas gambaran tentang rutinitasku sebulan terakhir ini.Sejak aku melahirkan
seorang bayi cantik yg kuberi nama Mikhayla aimeera Darajat yg berarti bunga
cantik-putri dari bapak Darajat-pd 30 april 2013 lalu.Dari sejak kehamilan dan
menjelang proses persalinanku,aku begitu antusias menantikan datangnya si kecil
dalam kehidupan rumah tangga kami.Pada minggu terakhir HPL yg ditetapkan dokter
obgyn ku,akhirnya sehari sebelumnya,aku mulai merasakan tanda2 persalinan,mulai
dari keluar lendir2 hingga sebercak darah merah muda.Kemudian kontraksi pun
sudah kurasakan teratur yg akhirnya meningkat tiap 4menit sekali,dengan rasa
sakit yg terus menguat.Hari kedua,rasa sakit tsb makin hebat menderaku
sementara pembukaan masih saja di bukaan satu.Aku mulai putus asa,seharian tdk
bs tertidur,tdk bisa makan dan hanya rasa sakit yg terus datang.Aku menjerit
kesakitan manakala rasa sakit tsb makin turun kebawah perut,pinggul..aku
kehabisan tenaga,sementara air ketuban sudah mulai merembas keluar.Dorongan
mengejan pun seolah tak tertahankan lagi.Di batas ambang kesabaranku,akhirnya
aku meminta suamiku utk mengajukan permohonan operasi Caesar.Satu hal yg sama
sekali tidak pernah masuk dalam perhitunganku.Aku yg selalu memantapkan diri
untuk menjalani persalinan scr normal,akhirnya menyerah di ruang operasi.Aku
menangis menyesali lemahnya diriku.Tapi apa daya,2hari bertarung melawan
sakit,aku sdh megap2 kehabisan tenaga.
aku
sama sekali ga menyangka bakal mengalami baby blues secepat ini.Berada pada
satu titik balik dari perbedaan rutinitas hidupku 180 derajat.aku kaget.Apalagi
aku dan suami sama sama baru menjadi orang tua,tanpa ada bantuan dari Asisten
Rumah Tangga pula.Tingkat stres kami sama2 meningkat level.Kami berdua benar2
capek psikis,batin dan pikiran.Aku kehilangan banyak privacy dan
kebebasanku.padahal tadinya aku adalah orang paling bebas dan tak terikat,orang
dominan yg bisa semau gue menentukan arah hidupku,tapi sejak kehadiran
mikhayla,semua terenggut begitu saja atas nama tanggung jawab orang
tua.Yah,sudah tercetak embel2 IBU padaku sekarang.Kalo yg tadinya jadwalku
senantiasa menjalani meeting maraton,exhibition,dealing user,closing
penjualan,sekarang berubah menjadi seorang IBU yg diwajibkan menjadi pabrik
ASI,makan,minum,dan menyusui sepanjang hari.Tak perduli kondisi ku spt apa,ada
seorang bayi yg senantiasa membutuhkanku,untuk menyusuinya selama ia mau.Aku bahkan
tak punya kuasa untuk menghentikan keinginan nya menyusu padaku,bahkan manakala
kedua payudara ku lecet2 berdarah,memborok,terluka,aku diharuskan tetap
menyodorkan payudaraku demi kebutuhan ASI bayiku.Aku menangis malam2,antara
sakit,putus asa dan harus merasakan sakit pula pada bekas jahitan operasi
caesarku.Hidupku benar benar berbeda.
Baby
blues pertama ku saat aku tak berdaya pasca operasi Caesar.bergerak saja
susah.Mau berbaring ke kiri ke kanan harus ekstra pelan,apalagi duduk dan
berjalan.Rasanya masih sama dengan saat aku hamil tua dahulu.Kalo tidur harus
menjaga posisi perut dulu.Begitu mikha dibawa ke ruanganku,aku sama sekali
tidak bisa memeluknya atau menggendongnya karena kondisi luka jahitanku.Rasanya
wkt itu aku jadi orang sama sekali ga berguna.Ngeliat anakku digendong banyak
orang,sementara aku ibunya hrs memulihkan diri dulu,dan ngga bisa bebas
menggendong anakku sendiri.itu terjadi hampir seminggu lamanya, aku cm bs
terbaring diatas ranjang.semua tergantung pada orang lain.mau bangkit dari
tempat tidur pun aku harus meminta pertolongan suamiku.
Baby
Blues keduaku terjadi waktu sudah balik ke rumah.Awalnya terjadi waktu luka
pada payudara ku akibat gigitan gusi mikha.Dan akhirnya aku cuma bisa
memberikan ASI pada bagian kanan saja.Namun tetap aku harus mengeluarkan asi
pada bagian kiri payudara ku,dan itu rasanya menyiksa banget.Saking setresnya
aku sampai jatuh sakit,dan itu tidak menyurutkan orang2 disekitarku untuk terus
mengingatkanku kebutuhan ASI bagi si kecil.sehingga aku merasa diabaikan,merasa
dijadikan obyek,merasa seperti sapi perah yg dirawat-dijaga makan minum nya-yg
diperlakukan spt pabrik perahan sewaktu waktu bayi menginginkan ASI ku,aku hrs
menyediakan tak perduli kondisi ku tengah seperti apa.Pikiranku wkt itu mereka
tak perduli sama sekali pada keadaanku.kalau aku jatuh sakit bukan perhatian yg
kudapat tapi malah tekanan agar aku tidak sakit dan wajib menjadi sehat dan
kuat demi si bayi.Saat2 spt itulah,ketika si bayi disodorkan padaku untuk
waktunya menyusui,seringkali aku merasa trauma dan enggan yg luar biasa.Aku
cenderung ga happy dan mengulur ulur waktu.aku trauma begitu mulut kecilnya
menangkap putingku dan mulai mengenyot dgn keras.aku menahan kesakitan,dan lama
lama aku menjadi orang yang bahkan tak sempat utk merawat diriku sendiri.Aku
cenderung malas mandi,sebab kl kena air putingku pasti terasa perih,blm kl
terkena gesekan handuk.Aku lmenyembunyikan diriku dibalik baju daster
berkancing depan-praktis,kl mikha mau menyusui tinggal buka,aku bahkan ga
pernah menggunakan krim2 perawatan wajahku.lupa kapan terakhir kali aku
keramas,lupa tanggal,hari,bahkan aku malas menerima kedatangan tamu yg ingin
melihat bayiku.aku lebih mirip pembantu rumah tangga daripada ibu
pekerja-wanita karier-beranak satu.Pernah,ponakanku memfoto ku waktu aku tengah
menyusui mikha..dan gambarannya adalah seorang wanita dgn rambut ala
kadarnya-mata sembab,muka lusuh,dgn tatapan mata hampa menerawang.sungguh
menyedihkan!
Untungnya
sekarang,aku sudah menemukan ART yg membantu mengurus mikha.Aku jg rajin cerita
dan berkonsultasi atau sharing dgn teman2ku kiat2nya menghandle bayi dan
mengendalikan rasa stres ini.Aku optimis bisa kembali seperti dulu,bisa
meninggalkan perempuan dibalik daster berkancing depan:)